Hydrogen Cracking atau disebut juga delay cracking adalah salah satu mekanisme dari retak dingin (cold cracking) yang terjadi pada temperatur rendah dibawah 150˚C yang dapat ditemukan di daerah HAZ ataupun logam las tergantung dari pada jenis baja yang dilas.
Dengan mekanisme dimulai dari atom hidrogen yang menyebar melalui logam. Pada suhu tinggi >300˚C, terjadi peningkatan kelarutan hidrogen sehingga memungkinkan hidrogen untuk masuk ke dalam logam, kelarutan hydrogen menurun seiring dengan turunnya temperatur. Selama proses pendinginan (pembekuan) dari logam las, hidrogen akan berdifusi. proses difusi ini juga tergantung dari kecepatan pendinginan, semakin cepat terjadinya pendinginan maka semakin banyak atom hidrogen yang terjebak karena tidak sempat berdifusi, sebaliknya jika pendinginan relatif lambat maka semakin banyak atom hidrogen yang berdifusi keluar.
Atom hidrogen yang terjebak dalam rongga kecil dari matriks logam akan membentuk molekul hidrogen, mereka menciptakan tekanan dari dalam rongga, dimana Tekanan ini dapat mengurangi daktilitas dan kekuatan tarik sampai ke titik di mana retak menjadi terbuka.
Atom atom hidrogen yang terdapat pada logam las dapat pula larut ke dalam logam induk (base metal). pada logam induk atom atom ini akan bergabung dengan molekul gas yang terdapat pada rongga rongga. Jika hal ini terjadi, maka proses pendinginan yang cepat akan menimbulkan suatu daerah transisi yang sangat keras (getas) yaitu martensit. Martensit yang mengandung Hidrogen sangat besar kemungkinannya terhadap retak.
menyatukan dua atau lebih logam dgn menghilangkan lapisan oksida yg menempel di permukaannyadalam "Pengelasan"